August 19, 2017

Bujangan VS Menikah



Setiap manusia ditakdirkan secara berpasang-pasangan dan wanita terlahir dari rusuk pria yang hilang, itulah yang selama ini diyakini kebanyakan orang dan juga Saya. Setiap manusia akan dipertemukan dengan jodohnya masing-masing, namun pada kenyataannya banyak saja dari wanita ataupun pria yang sampai hari tuanya menghabiskan sisa usia tanpa memiliki pasangan.
Tulisan Saya kali ini memang terkesan lebih serius, Saya ingin berbagi pengalaman pribadi yang mungkin dapat menginspirasi kalian para pembaca, positif negatifnya kalian bisa menilai sendiri. Atau di antara kalian saat ini yang membaca tulisan Saya sedang mengalami hal serupa? Saya wanita yang telah berumur namun masih saja hidup sendiri, tidak memiliki pasangan hidup. Bukan tidak ada yang menyukai, Saya juga pernah dekat dan menjalin hubungan yang serius dengan beberapa pria di masa lalu dari pria lokal hingga pria berkulit putih dari negeri barat yang orang kita kenal dengan istilah “Bule”. Tidak ada yang salah dari diri Saya, itulah yang Saya yakini hingga saat ini, jika hubungan-hubungan tersebut tidak berjalan lancar hingga ke pernikahan bukan berarti Saya dan pasangan Saya saat itu hanya bermain-main saja, bukan berarti karena Saya sangat pemilih atau terlalu cerewet dengan kriteria2 harus mendapatkan pasangan hidup seperti apa. Keluarga dan teman-teman terdekat selalu berpikiran bahwa Saya terlalu banyak maunya, sangat pemilih, dan juga banyak mengatakan Saya bersikap terlalu santai sementara waktu terus berjalan. Saya berpendapat untuk menjalin hubungan serius itu harus, namun tidak akan memaksakan jika dalam masa perjalanan hubungan tersebut akhirnya tidak ditemukan kecocokan, lebih baik tidak daripada memaksakan. Itulah pendapat Saya. Memang waktunya belium tepat, Tuhan YME belum memberikannya kepada Saya.

Pada saat kuliah Saya memiliki beberapa sahabat wanita dan Kami tinggal di satu rumah. Suatu masa Kami berbincang mengenai cita-cita dan keinginan mengikah di usia berapa, dan pada saat itu ketika giliran Saya ditanya Saya menjawab ingin menikah di usia 27 tahun. Seingat Saya tidak ada alasan khusus, hanya menganggap usia 27 tahun sudah sangat pas bagi seorang wanita hidup berumah tangga, mungkin karir sudah mulai mapan dan secara mentalpun sudah siap. Pada usia 25 tahun Saya diajak menikah oleh seorang teman berkebangsaan Jerman yang tidak pernah menjalin hubungan pacaran dengan Saya, hanya sebatas pertemanan saja namun Saya tolak karena salah satu alasannya ( di antara banyak alasan lainnya) pada saat itu kuliah Saya sedang molor dan skripsi belum terselesaikan. Pada usia 29 tahun Saya kembali diajak menikah oleh pria yang sedang dekat dengan Saya saat itu,  Sayapun lagi-lagi menolak karena masih merasa belum siap. Jawaban Saya tentang keinginan menikah di usia 27 tahun saat itu sepertinya benar-benar terlupakan. Waktu terus berjalan hingga saat ini usai Saya telah memasuki usia 41 tahun. Namun di usia yang sudah banyak ini dan status Saya masih sendipun  masih ada saja teman yang berkomentar bahwa iri dengan Saya yang masih sendiri tidak ada aturan dari pasangan harus begini, begitu, mau jalan kemana-mana tinggal pergi, bebas memutuskan semuanya sendiri, memiliki kebebasan seutuhnya. Mungkin mereka yang telah memiliki pasangan sedang jenuh dan sedang mengingat indahnya dan enaknya masa-masa waktu sendiri dulu, bagaimana dengan Saya yang terkadang juga merasa ingin memiliki pasangan untuk tempat berbagi kegembiraan dan kegundahan?

Pegantar artikel ini sepertinya terlalu panjang :) Sesuai judul di atas, Saya ingin merangkum pendapat pribadi juga teman-teman yang masih sendiri dan teman-teman atau berapa kolega yang telah menikah.


Photo Credit: Google

Enaknya Menjadi Bujangan karena hidup bisa lebih mandiri, apapun dapat diputuskan sendiri, bahagia atau tidaknya tidak tergantung dengan orang lain dalam hal ini pasangan hidup, pulang kerja ingin langsung nonton film bioskop atau langsung berolahraga dan pulang telat ke rumah akan baik-baik saja, tidak ada yang mengomeli karena pulang lebih lama dari pasangan (karena Saya seorang wanita jadi Saya memposisikan diri seperti kondisi Saya sebenarnya), hari libur mau mandi, mau beres2 atau tidak, mau terus bermalas-malasan sampai sore hari tidak akan ada yang komplen, intinya dunia serasa milik sendiri, dan kebahagiaanmu hanya kita yang memutuskan. Tidak enaknya tentu juga dengan porsi yang sama, atau kurang lebih Kita sendiri yang mengetahuinya, menurut pembaca A dan B bisa saja berbeda. Tidak enaknya ketika kita merasa ingin berbagi cerita baik itu kesuksesan dalam karir ataupun masalah-masalah di pekerjaan yang kita hadapi namun tidak dapat memberitahukan kepada orang tua atau saudara karena tidak ingin membuat mereka khawatir, jika kita sakit dan jauh dari orang tua maupun sodara tidak ada yang memperhatikan kita, dan tentu saja masih banyak rasa tidak enak lainnya, terlebih lagi jika usia semakin beranjak senja dan sakit-sakitan tidak memiliki pasangan dan keturunan untuk menjaga kita.

Sebaliknya, enaknya telah memiliki pasangan bagi kebanyakan orang yang telah menikah dan hidup mereka harmonis pulang dari pekerjaan menuju rumah dengan keceriaan karena mengingat ada anggota keluarga suami/isrti dan anak menunggu kedatangan kita. Ketika waktu libur dapat bertamasya bersama-sama, ketika sedang memiliki masalah dapat meminta pendapat untuk solusi terbaik, dan masih banyak hal positif lainnya yang dirasakan oleh wanita/pria yang telah menikah & berkeluarga. Namun kebanyakan dari mereka juga mengeluh kemungkinan karena usia pernikahan berjalan lama masing-masing individu mulai merasa jenuh dengan aturan-aturan yang ditetapkan bersama di dalam rumah tangga mereka, dari hal sepele mengenai jam pulang ke rumah terlambat sehingga makan malam bersama tidak sempat, pasangan yang mulai suka cemburu dan mengatur, mengenai pembagian tugas di rumah apa dikerjakan oleh siapa, dsb.

Kembali lagi, manusia selalu merasa kekurangan, yang jomblo ingin menikah, yang menikah kadang merindukan masa-masa kesendirian dulu merindukan kebebasan. Itulah hidup manusia yang kebanyakan dijalani tanpa rasa bersyukur, manusiawi, karena manusia memang tempatnya salah dan khilaf. Nah, buat yang masih jomblo seperti Saya mudahan diberikan pasangan terbaik segera, cocok dalam segala hal, jangan menyerah dan terus berusaha, pasangan pasti juga sedang menunggu kita J Dan buat yang telah memilik pasangan teruslah memperkokoh hubungan, sediakan waktu lebih banyak untuk bersama, saling terbuka. Mohon maaf jika tulisan kali ini kurang berkenan, banyak memiliki kekurangan. Semoga bermanfaat.









No comments:

Post a Comment